KEGAWATDARURATAN NEONATUS TENTANG PEMERIKSAAN NON STRESS TEST (NST)
1.
Pengertian
Non stress test (NST) adalah pemeriksaan kesehatan janin
dengan menggunakan kardiotokografi pada umur kehamilan > 32
minggu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran djj dan aktivitas
janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau
fetal activity acceleration determination (faad). Penilaian dilakukan terhadap
frekuensi dasar denyut jantung janin, variabilitas, dan timbulnya akselerasi
yang menyertai gerakan janin.
2.
Fungsi NST
1)
Pemeriksaan NST dilakukan
untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya dengan gerakan / aktivitas janin.
Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj (baseline),
variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan
/ aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).
2)
Dilakukan untuk
menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima
cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau
kapanpun sesuai dengan kondisi bayi
3)
Yang dinilai adalah
gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau
aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan
frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan
bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
3.
Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi
oleh sistem saraf autonom yaitu simpatis dan parasimpatis. Bunyi jantung dasar
dan variabilitas dari jantung janin normal terjadi bila oksigenasi jantung
normal. Bila cadangan plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres
intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan
stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.
4.
Interpretasi Non Stress Test (Nst)
1) Reaktif:
-
Terdapat
gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi
sedikitnya 15 dpm.
-
Frekuensi
dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
-
Variabilitas
djj antara 5 – 25 dpm.
2) Non-reaktif:
-
Tidak
terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin.
-
Frekuensi
dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
-
Variabilitas
djj kurang dari 2 dpm.
3)
Meragukan:
-
Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau
terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
-
Frekuensi dasar DJJ abnormal.
-
Variabilitas DJJ antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin
yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).hasil nst yang
non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai
apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas
sebesar 20%.hasil nst yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh
karena rendahnya nilai sensitivitas nst, maka setiap hasil nst yang non-reaktif
sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama
tidak ada kontraindikasi.
5.
Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Non Stress Test
(NST)
Penyebab pada janin :
-
usia kandungan (28-32 minggu)
-
tahap tidur yang dalam
-
hipoksia
-
oligohidramnion
-
sistem saraf pusat atau kelainan jantung
-
irama sirkardian
|
Penyebab
pada ibu :
-
penyakit (mis, diabetes, hipertensi)
-
obat-obatan (mis.beta bloker, depresan ssp,
tokolitik, steroid)
-
penggunaan obat-obatan terlarang
-
kebiasaan merokok
-
korioamnionitis
-
dehidrasi
|
6.
Peran Bidan
Pemantauan janin melalui tes nonstres ini, bidan
berkolaborasi atau bekerja dalam tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini
bukan merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan mengetahui
tentang tes nonstres ini, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan
lengkap kepada klien, terutama klien yang memerlukan pemeriksaan ini.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN NST
1.
Langkah-Langkah Pemeriksaan NST
1)
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam
setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedative
2)
Tehnik Pemeriksaan Non Stress
Test (NST)
a.
Pasien berbaring dalam posisi semi-fowler, atau sedikit
miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi.
b.
Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran
tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas ktg).
c.
Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
-
Menanyakan kepada pasien.
-
Melakukan palpasi abdomen.
-
Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas
ktg).
-
Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat
gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan
membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
-
Perhatikan frekuensi dasar denyut jantung janin
(normal antara 120 – 160 dpm).
-
Frekuensi
jantung janin dicatat, Selama 10 menit
pertama supaya dicatat data dasar bunyi
-
Pemantauan
tidak boleh kurang dari 30 menit
-
Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada
kertas ktg. Perhatikan apakah terjadi akselerasi djj (sediktinya 15 dpm).
-
Perhatikan variabilitas djj (normal antara 5 – 25
dpm).
-
Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
-
Bila
pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif,
pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam
kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
-
Pemeriksaan
NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual


2.
Indikasi
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta.
3.
Komplikasi
Hipertensi ortostatik
Hipertensi ortostatik
4.
Cara Membaca
Pembacaan hasil :
a. Reaktif,
bila :
-
Denyut jantung basal antara
120-160 kali per menit
-
Variabilitas denyut jantung
6 atau lebih per menit
-
Gerakan janin terutama
gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit
-
Reaksi denyut jantung
terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang reaktif berarti janin dalam
keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
-
Pada pasien diabetes
melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang
setiap minggu
b.
Tidak reaktif, bila :
-
Denyut jantung basal
120-160 kali per menit
-
Variabilitas kurang dari 6
denyut /menit
-
Gerak janin tidak ada atau
kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
-
Tidak ada akselerasi denyut
jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar
Antara hasil yang reaktif dan
tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif. Keadaan ini
interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti :
barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa.
Pada keadaan kurang reaktif dan
pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan NST diulang keesokan harinya.
Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)
c.
Sinusoidal, bila :
-
Ada osilasi yang
persisten pada denyut jantung asal
-
Tidak ada gerakan janin
-
Tidak terjadi
akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan.
Gambaran ini didapatkan pada
keadaan isoimunisasi-RH. Jika pemeriksaan menunjukkan
hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan
dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi
belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin
diperlukan.
d.
Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik
reaktif ataupun non reaktif) apabila ditemukan :
-
Bradikardi
-
Deselerasi 40 atau lebih di
bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau lebih
Pada pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan ulang
setiap 12-24 jam bila janin belum viable.
Hasil NST yang reaktif biasanya
diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu kemudian (dengan
spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu
kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM,
perdarahan atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa
keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga
pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu).
Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek
(kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum),
dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam
waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang
non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress
test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
Komentar
Posting Komentar