STUNTING
A.
Pengertian Stunting

B.
Etiologi Stunting
Ada
beberapa faktor penyebab stunting diantaranya :
(1)
Asupan Gizi
(2)
Sosial ekonomi
(3)
ASI eksklusif
(4)
Sanitasi Lingkungan
C.
Epidemiologi
Dari 171 juta anak stunting didunia, 167 juta anak (98%)
hidup di negara berkembang (de Onis et al, 2011). UNICEF menyatakan bahwa pada
2011, 1 dari 4 anak balita mengalami stunting (UNICEF, 2013). Selanjutnya diprediksi
aka nada 127 juta anak dibawah 5 tahun yang stunting pada tahun 2025 nanti jika
tren sekarang terus berlanjut (WHO,2012). WHO memiliki target global untuk
menurunkan angka stunting balita sebesar 40% pada tahun 2025.
Di Indonesia sendiri saat ini stunting merupakan masalah
kesehatan dengan prevalensi nasional sebesar 37,2% (Riskesdas, 2013). Dari 10
orang anak sekitar 3-4 balita mengalami stunting (Zahraini, 2013). Indonesia
adalah salah satu dari 3 negara dengan angka stunting tertinggi di Asia
tenggara. Sedangkan penurunan stunting di Indonesia tdak begitu signifikan
dibandingkan negara asia tenggara yang lain.
D.
Dampak
Stunting
pada anak-anak berdampak pada tinggi badan yang pendek dan penurunan pendapatan
saat dewasa, rendahnya angka masuk sekolah dan penurunan berat lahir
keturunannya kelak (Victora et al, 2008). Menurut world Bank pada 2006 stunting
juga berdampak pada menurunnya
intelijensi dan turunnya kapasistas fisik yang pada akhirnya menurunkanproduktivitas,
perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan perpanjangan kemiskinan. Stunting juga
berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kerentanan terhadap
penyakit kronis seperti DM serta gangguan reproduksi maternal dimasa dewasa
(Dewey & Begum, 2011)
E.
Pencegahan Stunting
Untuk menurunkan angka kejadian stunting seharusnya dimulai
sebelum kelahiran melalui perinatal care dan gizi ibu, kemudian intervensi
tersebut dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (UNICEF, 2012). Pencegahan
stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang ditujukan untuk
mengatasi permasalahan gizi (Ramayulis, dkk. 2018). Sedangkan penanganan
stunting menurut Rahmawati (2019) yaitu dilakukan dengan melalui stimulasi
dengan pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan. Penanganan ini dilakukan dengan
investasi gizi lintas generasi, yakni :(1) Mengupayakan perbaikan SDM yang
telah stunting sejak dini dengan pengasuhan yang baik, (2) Persiapan
“mencetak” generasi anak berprestasi pada usia sekolah dengan pengembangan
UKS (Saputri, 2019).
Komentar
Posting Komentar