STUNTING



A.                Pengertian Stunting
Stunting merupakan hambatan pertumbuhan yang diakibatkan oleh selain kekurangan asupan zat gizi juga adanya masalah kesehatan. Stunting adalah suatu proses yang berdampak pada perkembangan anak mulai dari tahap dini, yakni saat konsepsi hingga tahun ke- 3 atau ke-4 kehidupan anak, di mana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak (Ferrari, 2002). Stunting pada usia dini berhubungan dengan kejadian kemunduran mental pada tingkat kecerdasan anak, perkembangan psikomotorik dan kemampuan motorik yang baik. Juga bisa menurunkan kemampuan kerja pada saat usia dewasa (Milman et al, 2005)
B.                 Etiologi Stunting

Ada beberapa faktor penyebab stunting diantaranya :
(1)               Asupan Gizi
(2)               Sosial ekonomi
(3)               ASI eksklusif
(4)               Sanitasi Lingkungan
C.                Epidemiologi
Dari 171 juta anak stunting didunia, 167 juta anak (98%) hidup di negara berkembang (de Onis et al, 2011). UNICEF menyatakan bahwa pada 2011, 1 dari 4 anak balita mengalami stunting (UNICEF, 2013). Selanjutnya diprediksi aka nada 127 juta anak dibawah 5 tahun yang stunting pada tahun 2025 nanti jika tren sekarang terus berlanjut (WHO,2012). WHO memiliki target global untuk menurunkan angka stunting balita sebesar 40% pada tahun 2025.
Di Indonesia sendiri saat ini stunting merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi nasional sebesar 37,2% (Riskesdas, 2013). Dari 10 orang anak sekitar 3-4 balita mengalami stunting (Zahraini, 2013). Indonesia adalah salah satu dari 3 negara dengan angka stunting tertinggi di Asia tenggara. Sedangkan penurunan stunting di Indonesia tdak begitu signifikan dibandingkan negara asia tenggara yang lain.
D.                Dampak
Stunting pada anak-anak berdampak pada tinggi badan yang pendek dan penurunan pendapatan saat dewasa, rendahnya angka masuk sekolah dan penurunan berat lahir keturunannya kelak (Victora et al, 2008). Menurut world Bank pada 2006 stunting juga berdampak  pada menurunnya intelijensi dan turunnya kapasistas fisik yang pada akhirnya menurunkanproduktivitas, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan perpanjangan kemiskinan. Stunting juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kerentanan terhadap penyakit kronis seperti DM serta gangguan reproduksi maternal dimasa dewasa (Dewey & Begum, 2011)
E.                 Pencegahan Stunting

Untuk menurunkan angka kejadian stunting seharusnya dimulai sebelum kelahiran melalui perinatal care dan gizi ibu, kemudian intervensi tersebut dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (UNICEF, 2012). Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan gizi (Ramayulis, dkk. 2018). Sedangkan penanganan stunting menurut Rahmawati (2019) yaitu dilakukan dengan melalui stimulasi dengan pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan. Penanganan ini dilakukan dengan investasi gizi lintas generasi, yakni :(1) Mengupayakan perbaikan SDM yang telah stunting sejak dini dengan pengasuhan yang baik, (2) Persiapan “mencetak” generasi anak berprestasi pada usia sekolah dengan pengembangan UKS (Saputri, 2019).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTIKONVULSI PADA PELAYANAN KEBIDANAN

ASKEB KESPRO DISMINORE