CYTOMEGALOVIRUS


1.      Batasan

Cytomegalovirus (dari bahasa Yunani''''cyto-, "sel", dan''-mega-'', "besar") adalah genus herpes virus dari kelompok Herpesvirus. Pada manusia itu umumnya dikenal sebagai HCMV atau virus herpes manusia 5 (HHV-5). Seperti ditunjukkan oleh adanya antibodi di sebagian besar populasi umum. HCMV juga merupakan virus yang paling sering ditularkan ke janin. HCMV infeksi lebih luas di negara berkembang dan di masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah dan merupakan penyebab virus paling signifikan cacat lahir di negara-negara industri. CMV  tampaknya memiliki dampak besar pada parameter kekebalan tubuh di kemudian hari dan dapat berkontribusi pada peningkatan morbiditas dan kematian akhirnya.
Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu anggota kelompok virus herpes, yang meliputi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus varicella zoster (penyebab cacar air), dan virus Epstein-Barr (penyebab mononucleosis yang menular). kira-kirai 10% dari penderita CPV ini memiliki gejala awal seperti demam, kerusakan pada limpa, danterlihat lelah/malaise.
CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil karena virus Cytomegalo dapat melewati plasenta dan merusak hati janin. Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain.
Cytomegalo biasanya ditemukan pada kelenjar saliva. Pasien dapat mengalami infeksi kapan saja selama kehamilan, Jika selama kehamilan menimbulkan gejala, maka kemungkinan 90 % bayinya akan mengalami komplikasi.
Infeksi Virus Sitomegalo (Citomegalo Virus atau CMV) adalah infeksi yang tejadi pada bayi dari ibu penderita CMV selama masa kehamilan.
Cytomegalo virus ( CMV ) merupakan penyebab utama infeksi virus congenital
Pada janin dan neonatus dan merupakan infeksi yang paling sering menyababkan retardasi mental. Sumber – sumber infeksi virus meliputi saluran urine, semen, air susu ibu, darah dan sekresi serviks / vagina. CMV juga telah di isolasi dari jaringan placenta. Kebanyakan infeksi CMV primer asimptomatik dan kebanyakan ibu menunjukkan infeksi CMV pada kehamilan ( melalui titer positif ) mengalami infeksi kronis / rekuren ( Brunham, Holmes dan Embree, 1990 ).
            Diagnosis pada ibu di tegaskan melalui pemeriksaan serologi ( biasanya dengan cara ELISA ), karena klinis tidak menunjukkan gejala yang khas. Virus biasanya dapat di isolasi dalam pembiakan jaringan. Hingga kini tidak dikenal pengobatan yang manjur bagi penyakit ini bagi ibu maupun neonatus. Kesulitan lain ialah bahwa infeksi CMV pada ibu biasanya tidak menimbulkan gejala dan sering tidak di ketahui. Bila di ketahui terdapat infeksi, maka dapat di beri pengobatan simptomatik dan istirahat. Ibu dengan status imunisasi yang rendah dan infeksi yang berat perlu diberi obat antivirus.

2.      Patofisiologi
Transmisi vertikal dari ibu ke bayi melalui transplacental. Infeksi CMV pada ibu hamil bisa secara primer atau rekuren. Infeksi primer pada ibu hamil ditandai dengan terjadinya serokonversi dari IgG antibodi CMV selama kehamilan atau didapatkan IgG dan IgM CMV bersama-sama selama kehamilan. Sedangkan infeksi rekuren ditandai adanya antibodi CMV pada fase sebelum terjadinya pembuahan.
Pada infeksi primer, transmisi infeksi ke bayi sebesar 40%. Adanya IgG anti CMV pada ibu hamil tidak memberi perlindungan kepada bayi, sehingga kelainan kongenital mungkin terjadi.

3.      Klasifikasi
CMV, virus DNA beruntai ganda, milik keluarga (Herpes) Herpesviridae. Keluarga ini termasuk herpes simpleks virus tipe 1 dan tipe 2, varicella zoster, virus herpes manusia 6, 7, dan 8, dan Epstein-Barr. Dari seluruh keluarga Herpesvirus, CMV memiliki genom terbesar (230 kbp). Manusia CMV hanya dapat bereproduksi di dalam sel inang manusia, dan memiliki reproduksi yang paling sukses menggunakan fibroblast manusia sebagai tuan rumah. Ada beberapa klasifikasi CMV antara lain :

·         Klasifikasi Sistem
Ada beberapa sistem klasifikasi yang berbeda, namun kedua sistem utama adalah Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) klasifikasi dan klasifikasi Baltimore. 
·         ICTV Klasifikasi
Klasifikasi ICTV mengkategorikan virus menjadi, keluarga subfamili pesanan,, genus, dan spesies, seperti organisme selular diklasifikasikan. Keenam order yang telah terjalin selama ini meliputi Caudovirales, Herpesvirales, Mononegavirales, Nidovirales, Picornavirales, dan Tymovirales. CMV milik urutan Herpesvirales, yang mencakup lainnya dsDNA (double-stranded DNA) virus. 
·         Klasifikasi Baltimore
Klasifikasi Baltimore mengkategorikan virus sesuai dengan jenis asam nukleat (RNA atau DNA), strandedness, akal (polaritas sebanding), dan metode replikasi.
Kelompok I - dsDNA virus *
Kelompok II - virus ssDNA
Kelompok III - virus dsRNA
Kelompok IV - virus arti positif ssRNA
Grup V - virus arti negatif ssRNA
Grup VII - dsDNA, virus reverse transcriptase

4.      Pengaruh Cytomegalo Virus Terhadap Kehamilan ( ibu dan janin )
Transmisi CMV dari ibu kejanin dan infeksi pada umur kuhamilan kurang dari 16 minggu menyebabkan kerusakan yang serius.
      Infeksi CMV congenital berasal dari infeksi maternal eksogenus ataupun endogenus. Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pola imunologik seronegatif dan nonprime bila ibu hamil dalam keadaan seropositif.
      Infeksi endogenus adalah hasil suatu reaktivasi vrus yang sebelumnya dalam keadaan paten. Infeksi maternal primer akan memberikan akibat klinik yang jauh lebih buruk pada janin di bandingkan infeksi rekuren ( reinfeksi ).

5.      Asuhan yang Diberikan Pada Penderita Cytomegalovirus
Tidak ada terapi yang memuaskan dapat diterapkan, khususnya pada pengobatan infeksi congenital. Dengan demikian, dalam konseling infeksi primer yang terjadi pada umur kehamilan ≤ 20 minggu setelah memperhatikan hasil diagnosis prenatal kemungkinan dapat di pertimbangkan terminasi kehamilan. Terapi di berikan guna mengobati infeksi CMV yang serius seperti retinis, esofagitis pada penderita dengan Acquired Immunodeficiency syndrome ( AIDS )  serta tindakan profilaksis untuk mencegah infeksi CMV setelah tranplantasi organ. Obat yang di gunakan untuk anti CMV, seperti gansiklovir dan foskarnet, Cidofivir, dan valaciclovir. Agens ini tidak digunakan dalam kehamilan, dan harus di berikan melalui virus intravena.  Bantuan rehabilitasi untuk abnormalitas kongenital mungkin di perlukan.



REFERENSI

·         Marmi dkk. 2011. ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
·         Saifuddin, Abdul Bari. 2009. ILMU KEBIDANAN SARWONO PRAWIROHARJO . Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
·         Holmes, Debbie. 2011. BUKU AJAR ILMU KEBIDANAN. Jakarta : EGC
·         Varney, Helen. 2006. BUKU AJAR KEBIDANAN VOL.2 . Jakarta : EGC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASKEB KESPRO DISMINORE

PERUBAHAN IKLIM