KEKURANGAN KALORI PROTEIN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latarbelakang

Kurangkalori protein (KKP) adalahsuatupenyakitgangguangizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.
Di Indonesia hamper sepertiga anak sekolah menderita KKP yang disebabkan oleh karena kebiasaan makanan yang tidak cukup untuk mengandung kalori, protein, sehingga mengakibatkan terjadinya defisiensi protein dan kalori atau kekurangan kombinasi antara keduanya. KKP sering dijumpai pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, dimana pada usia ini tubuh memerlukan zat gizi tinggi, sehingga apabila kebutuhan zat gizi itu tidak tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan zat makanan yang ada, sehingga lama-kelamaan cadangan makanan itu akan habiz dan akan menyebabkan kelainan pada jaringan, dan proses selanjutnya dalam tubuh akan menyebabkan perubahan dan akhirnya akan menimbulkan kelainan anatomi.
Setidaknya ada 4 faktor yang melatar belakangi KKP ,yaitu: masalah social ekonomi, biologi, dan lingkungan . kemiskinan, salah satu determinan social ekonomi, merupakan akar dari ketiaadaan pangan , tempat mukim yang berjejalan , kumuh, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengaksesfasilitas kesehatan . ketidak tahuan, baik yang diri sendiri maupun yang berkaitan dengan kemiskinan , menimbulkan salah faham tentang cara merawat bayi dan anak yang benar , juga salah mengerti mengenai penggunaan bahan pangan tertentu dan cara member makan anggota keluarga yang sedang sakit . hal lain  yang juga berpotensi menmbuhsuburkan KKP di kalangan bayi dan anak adalah penurunan minat dalam memberi ASI yang kemudian diperparah pula dengan salah persepsi tentang cara menyapih. Selain itu, distribusi pangan di dalam keuarga terkesan masih timpang .
Upaya untuk menangani KKP merupakan tindakan-tindakan preventif .p perbaikan harus di tujukan pada factor-faktor penyebab lapis terdalam maupun lapis terluar. Perbaikan ekonomi Negara , penigkatan pendidikan umum dan pendidikan gizi, penerangan serta penyuluhan gizi, peningkatan produksi bahan makanan dan peningkatan upaya- upaya paska panen untuk menghindarkan penghamburan bahan makanan dan peningkatan hygne lingkungan atau perorangan , juga mengaatur keluarga berencana merupakan factor yang pengaruhnya signifikan terhadap prefensi KKP dalam masyarakat. Kelompok penanggulangan tesebut di atas ini merupakan penanggulangan taraf makro. Penangulangan taraf mikro bersangkutan dengan perbaikan kondisi keluarga dan para anggota keluarga.

1.2    RumusanMasalah

1.      Apa yang dimaksud denganKKP ?
2.      Apa yang menyebabkan KKP ?
3.      Bagaimana cara mendiagnosa KKP?
4.      Bagaimana cara penatalaksanaan KKP ?

1.3            Tujuan
Tujuanumum :

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak.

Tujuankhusus :

Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar :
1.      Agar mahasiswa  dapat mengetahui pengertian KKP.
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui Penyebab KKP.
3.      Agar mahasiswa dapat mendiagnosa KKP.
4.      Agar mahasiswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan KKP.




BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN KKP

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama.
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.
KKP Adalah bentuk kekurangan kalori protein yang berat, yang amat sering terjadi pada anak kecil umur 1 dan 3 tahun.
Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan (Behrman dan Vaughan.
Kwashiorkor adalah penyakit gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama.
Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori) sedangkan kebutuhan protein relatif cukup.
Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem.Marasmik – kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala klinis campuran antara marasmus dan kwashiorkor.
Marasmik – kwashiorkor merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi fisiologi. (Graham L. Hill, 2000).

Marasmik – kwashiorkor merupaan satu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi.

B.     PENYEBAB KKP

Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori maupun protein dengan berbagai tekanan sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik.
Penyebab tak langsung dari KKP sangad banyak sehingga penykit ini disebut juga sebagai penyakit dengan causa multi faktorial. Berbagai faktor pengertian KKP dan antar hubungannya sudah banyak dianjurkan berbagi bentuk sistem holistik, yang menggambarkan interelasi antar faktor dan menuju ke titik pusat KKP tersebut.
Pada lapisan terdalam, sebab langsung dari KKP adalah konsumsi kurang dan sebab tak langsungnya hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi berbagai hal, misalnya karena penyakit. KKP sebab primer (langsung) disebut KKP primer dan yang disebabkan faktor tak langsung disebut KKP sekunder. Penyakit infeksi dan infestasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat gizi yang menjadi dasar timbulnya KKP.
Sebab-sebab tak langsung pada lapis kedua (lapis luar) ada beberapa
yang dominan ialah :
·         Ekonomi negara yang kurang
·         Pendidian umum
·         Pendidian gizi yang rendah
·         Produksi pangan yang tidakmencukupi kebutuhan
·         Kondisi hygine yang kurang baik
·         Jumlah anak ang telalu banyak
·         Pekerjaan yang rendah
·         Penghasilan yang kurang pasca panen
·         Sistem perdagangan dan distribusi yang tidak lancar serta tidak merata.
·         Penyakit infeksi
·         Inventasi cacing
Penyebab kwashiorkor yang lain yaitu:Adanya pemberian makanan yang buruk yang mungkin diberikan oleh ibu karena alasan: miskin, kurang pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang makanan. Adanya infeksi, misalnya:Diare akan mengganggu penyerapan makanan.Infeksi pernapasan (termasuk TBC dan batuk rejan) yang menambah kebutuhan tubuh akan protein dan dapat mempengaruhi nafsu makan.Kekurangan ASI.
Penyebab marasmus yang paling utama adalah karena kelaparan. Kelaparan biasanya terjadi pada kegagalan menyusui, kelaparan karena pengobatan, kegagalan memberikan makanan tambahan.
Penyebab dari marasmik – kwashiorkor sama pada marasmus dan kwashiorkor.

C.    DIAGNOSA KKP
Gambaran klinis, biokimiawi, dan fisiologi KKP bervariasi dari orang ke orang dan bergantung pada :
1.      Keparahan KKP
2.      Usia penderita
3.      Ada atau tidaknya kekurangan zat gizi lain
4.      Keberadaan penyakit penyerta
5.      Kekurangan yang dominan energi atau kah protein
Keparahan KKP diukur dengan menggunakan parameter  Antroprometrik, Karena tanda dan gejala klinis serta hasil pemeriksaan laboratorium biasannya tidak menunjukkan perubahan terkecuali jika penyakit ini telah sedemikian ”parah” .
Klasifikasi serta lamanya penyakit yang telah berlangsung juga ditentukan secara antropometris . riwayat pangan bermanfaat terutama dalam mengukur status gizi anan-anak .defisit energi dan protein derajat ringan sampai sedang di nilai terutama dengan riwayat dan kebiasan pangan perorangan atau masyarakat , serta keter sediaan pangan itu sendiri.karakeristik klinis dan biokimiawi berguna untuk pemastian diagnosis KKP berat .parameter yang wajib di periksa pada pendeita KKP tercantum dalam ” anamesis dan pemeiksaan fisik KKP pada anak ”.

D.    PENATALAKSANAAN

a.       Prinsip pengobatan MEP adalah:

1)      Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.

2)      Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap.

3)      Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah. Protein yang diperlukan 3-4 gr/kg/hari, dankalori 160-175 kalori.

4)      Antibiotik diberikan jika anak terdapat penyakit penyerta.

5)      Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap keluarga.

b.      Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian cairan parenteral adalah sebagai berikut:
                      
1)      Jumlah cairan adalah 200 ml/kgBB/hari untuk kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor, dan 250 ml/kg BB/hari untuk marasmus.

2)      Jenis cairan yang dipilah adalah Darrow-glukosa dengan kadar glukosa dinaikkan menjadi 10% bila terdapat hipoglikemia.

3)      Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam pertama, kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam berikutnya.

Makanan tinggi energy tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein yang dianjurkan adalah 3,0-5,0 gr/kg BB dan jumlah kalori 150-200 kkal/kg BB sehari.
Asamfolat diberikan per oral dengan variasi dosis antara 3×5 mg/hari pada anak kecil dan 3×15 mg/hari pada anak besar. Kebutuhan kalium dipenuhi dengan pemberian KCL oral sebanyak 75-150mg/kg BB/hari (ekuivalen dengan 1-2 mEq/kg BB/hari); bila terdapat tanda hipokalemia diberikan KCl secara intravena dengan dosis intramuscular atau intravena dalam bentuk larutan MG-sulfat 50% sebanyak 0,4-0,5 mEq/kgBB/hari selama 4-5 hari pertama perawatan.






















DAFTAR PUSTAKA
Hull, david. 2008 “ Dasar – dasar Pediatri ” Ed.3, Jakarta; EGC
Arisman. 2004 “ Gizi dalam Daur Kehidupan” Jakarta; EGC
Richard, Gehrman. 1999 “ Ilmu Kesehan Anak Nelson” Vol. I, Jakarta; EGC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASKEB KESPRO DISMINORE

PERUBAHAN IKLIM