DDTK (DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK)

BAB  1
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap manusia. Terutama pada masa kanak-kanak, proses tumbuh kembang ini terjadi sangat cepat terutama pada periode tertentu. Pertumbuhan perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun demikian setiap anak memiliki ciri khas yang tersendiri yang terjadi sejak dalam kandungan.
Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang terlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perubahan perkembangan dalam segi lain seperti berpikir, berperasaan, tingkah laku dan lain-lain.
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusian kemampuan pengindraan, berpikir, ketrampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain-lainnya yang dapat dipengaruhi oleh faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh dan faktor luar diantaranya keluarga, gizi, budaya dalam masyarakat dan teman bermain di sekolah.
Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda namun demikian ada patokan umum tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tersebut. Patokan itu agar anak yang belum yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu perlu di latih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Aspek tumbuh yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak meliputi perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara. Bahasa dan kecerdasan serta perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri.
Dalam rangkah menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus dilakukan pencegahan sedini mungkin. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenai faktor resiko (fisik, biomedik, psikologi).
Sebagai upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan, maka perlu adanya koordinasi oleh tenaga kesehatan, kader, orang tua, atau keluarga lainnya yang mampu melaksanakan deteksi dini perkembangan, agar tercapai kondisi tumbuh kembang anak yang optimal.

2.      Tujuan
Ø   Tujuan umum.
Mengidentifikasi proses tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah.
Ø   Tujuan khusus mahasiswa mampu :
1).        Berkomunikasi anak usia pra sekolah.
2).        Bermain dengan anak usia pra sekolah.
3).        Mengidentifikasi status gizi anak.
4).        Mengidentifikasi perkembangan otak anak melalui grafis PLKA.
5).        Mengidentifikasi ada tidaknya hambatan dalam perkembangan anak.
6).        Mengidentifikasi kelainan perilaku anak secara dini.
7).        Mengidentifikasi kelainan daya lihat.
8).        Mengidentifikasi tingkat kemampuan daya dengar dan kemampuan berbicara.
9).        Mengidentifikasi perkembangan kemampuan gerak kasar.
10).    Mengidentifikasi perkembangan kemampuan gerak halus.
11).    Mengidentifikasi kemampuan berbicara, berbahasa dan kecerdasan.
12).    Mengidentifikasi kemampuan bergaul dan mandiri.

3.      Ruang Lingkup
Penulisan laporan ini dilakukan di TK Aisyiah Bustanul Athfal 3 Lamongan.

4.      Metode Penulisan
Metode penulisan laporan ini dengan cara:
-          Studi pustaka
-          Sumber data primer yaitu dengan terjun langsung ke lapangan kemudian pemeriksa melakukan observasi, wawancara,dan pemeriksaan kepada anak.
-          Sumber data sekunder yaitu dengan mengambil status anak pada lembaga pendidikan yang bersangkutan

5.      Sistematika penulisan
BAB 1       ; Pendahuluan
BAB 2       : Tinjauan Teori
BAB 3       : Hasil Uji DDST ddan DDTK
BAB 4       : Pembahasan
BAB 5       : Penutup


BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1         Konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan
2.1.1        Pengertian
1)        Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
2)        Perkembangan
Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sehingga hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel – sel tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
2.1.2        Pola Pertumbuhan Dan Perkembangan
Menurut GESELI pertumbuhan dan perkembangan dibagi menjadi 4 kelompok :
1)        Hokum cephalo caudal (untuk pertumbuhan fisik)
1.         Hokum dari kepala kaki
2.         Bagian – bagian kepala lebih matang dahulu dari pada bagian-bagian yang lainnya.
2)        Hokum proximodistal (untuk pertumbuhan fisik )
1.         Dari pusat sumbu tubuh mengarah ke tepi.
2.         Organ-organ yang terdapat di pusat sumbu tubuh (jantung, hati, alat pencernan, alat perkemihan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota tubuh yang lain).
3)        Perkembangan yang bersifat umum ke yang khusus
1.    Proses perkembangan dari hal-hal yang bersifat umum menuju khusus
2.    Misalnya dapat menggerakkan persendian tangan llalu telapak tangan lalu jari tangan.
3.    Setiap tahap mempunyai cirri-ciri tertentu atau tersendiri
4.    Waktunya tidak sama untuk setiap individu, tetapi setiap individu akan mengalami semua tahap atau periode perkembangan.
4)        Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan proses latihan
1.    Kematangan adalah proses instrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada.
2.    Antara latihan terdapat latihan interaksi yang erat.
2.1.3        Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Secara umum terdapat dua factor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1)        Factor genetic
Factor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak melalui instruksi yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2)        Factor lingkungan
Lingkungan merupakan factor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Factor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 :
1.    Factor lingkungan prenatal
Factor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
(1)      Gizi ibu pada waktu hamil
(2)      Mekanis
(3)      Toksin
(4)      Endokrin
(5)      Radiasi
(6)      Infeksi
(7)      Stress
(8)      Immunitas
(9)      Anoksia embrio
2.    Factor post natal
(1)      Lingkungan biologis
(2)      Factor fisik
(3)      Factor psikososial
(4)      Factor keluarga dan adat istiadat

2.2         Deteksi Dini Tumbuh Kembang
1.        Pengertian
Deteksi Dini Tumbuh Kembang adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak sekolah.
2.        Jenis DDTK
Jenis DDTK yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya, berupa :
a.         Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
Kegunaan untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikrosefali
b.         Deteksi dini penyimpangan perkembangan
       Kegunaan untuk mengetahui gangguan perkembangan anak(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
c.         Deteksi dini penyimpangan mental emosional
       Kegunaan untuk mengetahui adanya masalah mental emosional. autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
3.        Pelaksana DDTK
Dapat dilakukan ditingkat pelayanan keluarga, masyarakat maupun puskesmas. Adapun pelaksanaan dapat dilakukan oleh orang tua, kader kesehatan, petugas PADU, Guru TK, Dokter, Bidan, Perawat, Ahli gizi serta petugas lainnya.
Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
1.      Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
Tujuan       :  untuk menentuan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali  
   atau gemuk.
                  Alat           : Timbangan,  alat ukur tinggi badan, tabel BB/TB
Ø  Cara Mengukur
-          Anak tidak memakai sandal atau sepatu
-          Berdiri tegak menghadap kedepan
-          Punggung,pantat, tumit menempel pada tiang pengukur
-          Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
-            Baca angka pada batas tersebut.
Ø  Interpretasi
-          Normal                  : -2 SD s/d 2 SD atau gizi baik
-          Kurus                    : < -2 Sd s/d -3 SD atau Gizi kurang
-          Kurus sekali          :  < -3 SD atau gizi buruk
-          Gemuk                  :  > 2SD atau gizi lebih
2.             Pengukuran Lingkaran Kepala Anak
Tujuan   : Mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal
Alat       : Pita pengukur lingkar kepala, grafik lingkar kepala
Ø   Cara Mengukur
-       Alat pegukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis, diatas kedua telinga dan bagian belakang kepala yang menonjol.
-       Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak
Ø   Interpretasi
-       Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau maka lingkaran kepala anak normal
-       Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar jalur hijau maka lingkaran kepala anak tidak normal
-       Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 yaitu mokrosephal bila berada diatas jalur hijau dan mikrosefal bila dibawah jalur hijau.

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
1.        Pemeriksaan Anak dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
         Tujuan          : mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
         Sasaran         : anak umur 0-72 bulan
         Pelaksana     : tenaga kesehatan, guru Tk dan petugas PADU terlatih
Ø  Alat yang digunakan :
-          Formulir KPSP menurut umur.
-          Alat Bantu pemeriksaan : pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kertas warna merah, biru, hijau, kuning

Ø  Cara Menggunakan :
-          Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun lahir. Bila umur lebih 16 hari dibulatkan 1 bulan
-          Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak
-          Tanyakan pertanyaan secara berurutan satu persatu. Catat jawaban pada formulir.
Ø  Interpetasi Hasil :
-          Hitung berapa jumlah jawaban ya
-          Jumlah jawaban ya = 9 atau 10 perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
-          Jumlah jawaban ya = 7 atau 8 perkembangan anak meragukan (M)
-          Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang kemungkinan ada penyimpangan (P)
-          Untuk jawaban tidak perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian.
2.        Tes Daya Dengar
Tujuan           : Menemukan gangguan pendengaran sejak dini  agar dapat
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar   dan bicara anak
Ø  Cara Melakukan :
-          Tanyakan tanggal, bulan dan tahun lahir, hitung umur anak dalam bulan
-          Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak
-          Pada anak umur 24 bulan atau lebih
§  Pertanyaan – pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk dikerjakan anak
§  Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah
§  Jawaban ya jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh
§  Jawaban tidak jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orangtua/pengasuh
Ø  Interpretasi
-          Bila ada satu atau lebih jawaban tidak, kemungkinan anak mengalami  gangguan pendengaran

3.            Tes Daya Lihat
Tujuan       : untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan
Ø  Alat/ Sarana yang diperlukan :
-          Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
-          Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa
-          Poster E untuk digantung dan kartu E untuk dipegang
-          Alat penunjuk
Ø  Cara Melakukan :
-          Pilih ruangan yang bersih dan tenang
-          Gantungkan poster E setinggi mata anak pada posisi duduk
-          Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E menghadap ke poster E
-          Letakkan sebuah kursi lain disamping poster E untuk pemeriksa
-          Pemeriksa memberikan kartu E pada anak. latih anak untuk mengarahkan kartu E menghadap k eats, bawah, kiri dan kanan, sesuai yang ditunjuk oleh pemeriksa.
-          Anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas
-          Tunjuk huruf E pada poster, satu persatu mulai baris pertama sampai baris ke empat atau baris terkecil
-          Ulangi pemeriksaan pada mata satunya
Ø  Interpretasi
-          Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris ketiga pada poster E.
-          Bila tidak dapat melihat baris ketiga artinya anak tidak dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegang, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.

2.3      Denver Developmental Screening Test (DDST)
1.      Pengertian
Pemeriksaan/metode scrining yang dilakukan terhadap kelainan perkembangan anak.
2.      Tujuan
-          Untuk mengetahui dan mengikuti  proses perkembangan anak
-          Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan
3.      Aspek perkembangan yang dinilai :
a.        Personal Sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
b.        Gerakan Motorik Halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil
c.         Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon  terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
d.        Gerakan Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
4.      Alat yang digunakan
-          Alat peraga : Benang wom merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, bola tennis, kertas dan pensil
-          Lembar formulir DDST
5.      Penilaian
v  Abnormal
-              Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
-              Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebihdengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
v  Meragukan
-              Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
-              Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sector yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
v  Tidak dapat tes
-              Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
v  Normal
-              Semua yang tidak tercantum dalam kriteria diatas
BAB 3
HASIL UJI DDTK DAN DDST


Tanggal : 3 April 2012
Pemeriksa : Ana Ni’matus Shobiroh

Nama Anak     : Shofia Tri Ardila
Kelas               : B
TK                   : Aisyiah Bustanul Athfal 3

Nama ayah      : Sunardi
Nama ibu         : Iswari
Alamat            : Kenduruan Utara

§  Interpretasi
Tanggal priksa        : 2012  5    2
Tanggal lahir           : 2006  10  3  
                                       5  6    29
Umur : 5 tahun 6 bulan 29 hari
Dibulatkan menjadi 5 tahun 7 bulan = 66 bulan

1)        DDTK
a.             TB terhadap BB
Setelah dilakukan pemeriksaan BB dan TB didapatkan hasil :
BB : 14 kg
TB : 105 cm
Dari hasil pemeriksaan didapatkan TB 105 cmdidalam tabel BB/TB ditarik garis ke kanan ternyata BB anak perempuan 14 kg berada dalam batas normal di rentang -2 SD s/d -3 SD yaitu 13,5-20,0
b.    Lingkar kepala (LK)
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil :
LK : 48 cm
Dari hasil pemeriksaan didapatkan LK anak dalam batas normal karena lika anak berada di dalam jalur hijau sesuai dengan usia anak.
c.    Tes daya lihat (TDL)
Cara memeriksa :
-            Pilih ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik
-            Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
-            Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke poster “E”
-            Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk pemeriksa
-            Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan, sesuai yang di tunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa.
-            Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
-            Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
-            Puji annak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
-            Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama
-            Tentukan baris “E” terkecil yyang masih dapat dilihat.

Hasil pemeriksaan :
Anak bisa melihat sampai baris ke :
Mata kanan      : baris ke- 4
Mata kiri          : baris ke-4

Interpretasi :
Anak tidak mengalami gangguan penglihatan.

d.   Tes daya dengar (TDD)
Cara memeriksa :
-            Perlihatkan benda-benda yang ada di sekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan nama benda-benda tersebut. Apakah anak dapat menyebutkan nama benda-benda tersebut dengan benar?
-            Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter didepan anak. Suruh anak mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan: “Empat”, “satu”, “Delapan” atau menirukan dengan menggunakan jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan buku/kertas, ucapkan 4 angka yang berlainan. Apakah anak anda dapat mengulangi atau menirukan ucapan anda dengan menggunakan jari tangannya? (Anda dapat mengulanginnya dengan suara yang lebih keras)

Hasil pemeriksaan :
Anak dapat melakukan semua perintah dari pemeriksa dengan benar.

Interpretasi :
Anak tidak mengalami gangguan pendengaran dan bicara.

e.    KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
Hasil pemeriksaan :
Dari 10 pertanyaan anak dapat menjawab 9 “Ya” dan 1 “Tidak” dengan benar.

Interpretasi :
Perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya sehingga anak dalam keadaan normal.

f.     DDST
1)        Aspek personal social
Tugas 1 (mengambil makan)                    : P
Tugas 2 (gosok gigi tanpa bantuan)         : P
Tugas 3 (bermain ular tangga)                  : P
2)        Aspek motorik halus
Tugas 1 (mencontoh    )                           : P
Tugas 2 (menggambar orang 6 bagian)    : FC
Tugas 3 (mencontoh    ditunjukkan)        : P
3)        Aspek bahasa
Tugas 1 (mengartikan 7 kata )                  : P
Tugas 2 (berlawanan 2)                            : P
Tugas 3 (menghitung 5 kubus)                 : P
Tugas 4 (mengetahui 3 kata sifat)            : P
4)        Aspek motorik kasar
Tugas 1 (berdiri 1 kaki 6 detik)                : P
Tugas 2 (berjalan tumit ke jari kaki)         : P
Tugas 3 (berdiri 1 kaki 5 detik)                : P

Interpretasi :
Hasil pemeriksaan terdapat 1 FC pada sector motorik halus sehingga anak dalam keadaan normal.

g.    KMME
Hasil pemeriksaan :
Jumlah jawaban iya     : 0
Jumlah jawaban tidak  : 12

Interpretasi:
Seluruh jawaban IYA sehingga anak tidak ada penyimpangan mental emosional (Normal).

h.    GPPH
Hasil pemeriksaan :
Jumlah seluruh jawaban : 7
Interpretasi :
Jumlah jawaban < 13 sehingga anak tidak ada kemungkinan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( Normal ).

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 DDTK
4.1.1 Status gizi
1.    BB terhadap TB
Setelah dilakukan pemeriksaan secara langsung pada anak pra sekolah didapatkan kesesuaian antara teori dan praktek bahwasanya TB dan BB saling berkolerasi untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Tes ini adalah ukuran antropometri yang terpenting oleh karena itu dipakai pada setiap kesempatan untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Seperti hasilnya pada ananda Shofia Tri Ardila dengan TB 105 cm didapatkan BB 14 kg yang masih dalam rentang normal yaitu (13,5-20,0) sehingga sesuai dengan dengan tabel direktorat gizi masyarakat 2002.
2.    Lingkar kepala anak (LKA)
Lingkar kepala mencerminkan volume intrakronial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak dan sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nellhaus (1968).
Seperti halnya pada Ananda Shofia Tri ardila pada umur 5 tahun 7 bulan dengan LK 48 cm berada dalam jalur hijau sehingga pertumbuhan anak sesuai dengan umur anak.
Dapat disimpulkan bahwasannya terdapat kesesuaian antara teori dan praktek.

4.1.2 Tes Daya Lihat (TDL)
Pada keadaan penglihatan normal, anak dapatmelihat poster “E” sampai batas yang ke 4 pada kedua matanya dengan jarak 3 meter. Seperti halnya Ananda Shofia Tri Ardila dapat melihat sampai baris ke 4 sehingga dikatakan normal dan tidak ada gangguan penglihatan. Dapat dikatakan bahwasannya terdapat kesesuaian antara teori yang ada dan praktek. Oleh karena itu, deteksi dini perlu dilakukan pada semua anak agar segera dapat dilakukan intervensi sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

4.1.3 Tes Daya Dengar (TDD)
Dilakukan tes daya ddengar harus sesuai dengan umur anak. Dikatakan normal apabila semua jawaban Ya dan tidak boleh ada 1 jawaban Ya karena sudah memungkinkan terjadinya gangguan pendengaran pada anak. Teori tersebut sudah sesui dengan kenyataan yang ada. Seperti halnya Ananda Shofia Tri Ardila dapat melakukan semua perintah pemeriksa sehingga seluruh jawaban Ya dan Tidak terdapat gangguan pendengaran. Oleh karena itu teori yang ada hendaknya dilakukan secara dini agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.

4.1.4 KPSP
Tujuan KPSP ini adalah untuk mengetahui anak normal atau ada penyimpangan. Untuk itu dalam melakukan tes ini harus sesuaikan dengan umur anak, interpretasi dari hasil KPSP jumlah jawaban  Ya : 9 atau 10 berarti anak sesuai dengan tahap perkembangan. Jumlah jawaban 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), jumlah  jawaban Ya : 6 atau kurang kemungkinan ada penyimpangan (P). dan ternyata memaang benar teori yang ada dengan praktek terbukti pada Ananda Shofia Tri Ardila dapat melakukan 9 pertanyaan KPSP.

4.2 DDST
Perkembangan anak dalam DDST dibagi dalam 4 aspek yaitu personal social, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Bila anak tiddak mengalami penyimpangan perkembangan, maka anak dapat melakukan semua sector tugasperkembangan dan terdapat Fn tak terbatas. Maka itulah yang dikatakan normal. Memang benar teori yang ada dengan prakteknya, bahwasannya anak normaldapat melakukan tugas perkembangan pada semua sector atau Fn sesuai dengan garis usianya. Terbukti pada hasil pemeriksaan Ananda Shofi Tri Ardila yang dapat meraih nilai P dan 1 Fc. Tes perkembangan ini penting dilakukan karena salah satu ciri tumbuh kembang adalah perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.

4.3 KMME dan GPPH
Merupakan pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya masalah mental emosional dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak. Dikatakan sesuai bila pada KMME tidak ada jawaban Ya dan pada GPPH nilai total tidak boleh lebih dari 13.
Ternyata memang benar teori yang ada dengan praktek terbukti pada Ananda Shofi Tri Ardila, tidak ada gangguan mental emosional karena KMME seluruh jawaban Tidak dan jumlah total GPPH dalah 7 (< 13).
BAB 5
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
DDTK adalah kegiatan atauu pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan selanjutnya.
DDST adalah Pemeriksaan/metode scrining yang dilakukan terhadap kelainan perkembangan anak.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ananda Shofi Tri Ardila di TK AISYIAH BUSTANUL ATHFAL 3 Lamongan, didapatkan kesimpulan bahwa anak dalam keadaan normal. Tugas perkembangan dipenuhi sesuai dengan tugas perkembangannya. Tidak ada gangguan pada pertumbuhan, perkembangan dan mental emosional.

5.2 Saran
  1. Bagi Orang Tua
Keluarga adalah lingkungan pertama kali yang di kenal anak. Oleh karena itu orang tua harus mengerti tingkah laku anak dan lebih perhatian terhadap kesehatan anak. Sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat diketahui secara dini sehingga dapat dilakukan intervensi dengan segera.
  1. Bagi Guru
Sekolah adalah lingkungan kedua yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Sehingga guru harus lebih peka terhadap setiap prilakuk dan keadaan anak didiknya.
  1. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan seharusnya lebih meningkatkan kerja sama dengan lembaga formal atau informal untuk melakukan pemeriksaan secara dini pada anak. Sehingga apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan rujukan dini tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA
DEPKES,2006. “Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”.

Soetjiningsih.1995. Tumbuh kembang Anak. Jakarta : EGC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASKEB KESPRO DISMINORE

PERUBAHAN IKLIM